Ayahku pasti makan kayu api. Dia selalu hangat seperti perapian.
Rumah ayahku pastilah lautan yang dalam. Dia selalu menelan semua permasalahan tanpa mengeluh. Ayahku tukang yang hebat. Dia bisa memperbaiki atap yang bocor dan pipa-pipa yang tersumbat. Dia juga bisa memperbaiki kursi-kursi yang patah, dan membuatnya seperti baru kembali. Ayahku ksatria berkuda putih. Ketika kami mendaki gunung, atau menyebrangi sungai yang lebar, dia menjaga dan membimbing kami, keluarganya, agar selalu dekat dengannya. Tetapi ayahku rupanya terserang amnesia. Dia cepat melupakan semua masalah dan kepahitan, dan setiap hari, dia selalu ada untuk kami, berdiri melindungi di belakang kami, seperti gunung yang kokoh.
Rumah ayahku pastilah lautan yang dalam. Dia selalu menelan semua permasalahan tanpa mengeluh. Ayahku tukang yang hebat. Dia bisa memperbaiki atap yang bocor dan pipa-pipa yang tersumbat. Dia juga bisa memperbaiki kursi-kursi yang patah, dan membuatnya seperti baru kembali. Ayahku ksatria berkuda putih. Ketika kami mendaki gunung, atau menyebrangi sungai yang lebar, dia menjaga dan membimbing kami, keluarganya, agar selalu dekat dengannya. Tetapi ayahku rupanya terserang amnesia. Dia cepat melupakan semua masalah dan kepahitan, dan setiap hari, dia selalu ada untuk kami, berdiri melindungi di belakang kami, seperti gunung yang kokoh.
i like that
BalasHapus